Gus Solah: Ada dalam Fakta Sejarah, Resolusi Jihad Belum Dimasukkan Buku

Gus Solah: Ada dalam Fakta Sejarah, Resolusi Jihad Belum Dimasukkan Buku KH Salahuddin Wahid (Gus Solah), Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang saat konferensi pers pelaksanaan rapat akbar aktualisasi resolusi jihad, Sabtu (30/10). foto: RONY S/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - KH Salahuddin Wahid (Gus Solah), Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng menyebut bahwa fatwa yang dikeluarkan kakeknya, KH Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945 merupakan fakta sejarah tak terbantahkan. Meski demikian, kisah pengaruh besar keberadaan yang mampu menggerakkan kaum muslimin di daerah Surabaya dan sekitarnya berperang melawan penjajah tidak dimasukkan dalam buku sejarah.

Pernyataan Gus Solah disamnpaikan saat konferensi pers jelang Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad di Dhalem Kasepuhan Tebuireng, Sabtu (30/10) siang. "Waktu itu yang menulis buku sejarah tidak menganggap ini (, red) penting. Waktu itu tidak ada tokoh NU, mungkin tokoh islam lain juga tidak ada yang dilibatkan. Dan itu wajar saja karena waktu itu orang NU yang diurusi kan fiqh, hadist, dan lain-lain," ujarnya.

Padahal, lanjut Gus Solah, fakta sejarah tentang bisa ditelusuri. Baik melalui surat kabar maupun bukti otentik di dalam perpustakaan nasional. "Sebelum menulis buku tentang , sudah dilakukan penelusuran secara ilmiah hingga ke luar negeri. Pemberitaan tentang pada tanggal setelah 22 Oktober 1945 itu ditemukan. Jadi, fakta tidak bisa dibantah. Hanya saja sampai sekarang belum dibukukan," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rapat akbar aktualisasi jihad akan dilaksanakan pada Sabtu (5/11) mendatang di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang. Acara ini dipastikan akan dihadiri para kiai sepuh dari berbagai daerah. Dalam acara yang diselenggarakan Forum Peduli Bangsa (FPB) bekerjasama dengan Ponpes Tebuireng itu, para kiai sepuh direncanakan akan membacakan deklarasi maklumat aktualisasi secara bersama-sama. Naskah yang akan dibacakan para kiai sepuh itu saat ini masih dalam pembahasan tim yang sudah dibentuk sebelumnya.

Dari rilis panitia pelaksana, para kiai sepuh yang sudah menyatakan kesediaannya hadir dalam rapat akbar tersebut diantaranya KH Maimon Zubair (Sarang, Jateng), KH Anwar Manshur (Lirboyo, Kediri), KH Sholeh Qosim (Sepanjang, Sidoarjo), KH Ali Akbar Marbun (Medan), Habib Sholeh Al-Jufri (Solo), KH A Zaim Ma'shom (Lasem), KH Aziz Masyhuri (Jombang), KH A Hasib Wahab (Jombang), Jenderal (Purn) Azwar Anas, H Henry Kasfi (Sekjen Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia). Selain itu, para rektor dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta juga bersedia menghadiri kegiatan tersebut.

Adapun yang hadir sebagai pembicara dalam kegiatan itu di antaranya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dijadwalkan hadir menjadi pembicara untuk membahas tentang kedaulatan negara dalam pertahanan. Sedangkan Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad akan menyampaikan pemaparan tentang kemandirian ekonomi. Sementara Prof. Imam Suprayogo akan mengulas tentang kedaulatan pendidikan. Serta H Henry Kasfi akan menjelaskan tentang kedaulatan digital. (rom/ony/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO