Lupa Faktor Barokah, Hati Gus Dur Menangis Menyaksikan Pengurus NU Model Ini

Lupa Faktor Barokah, Hati Gus Dur Menangis Menyaksikan Pengurus NU Model Ini KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Foto: Kompas

JAKARTA, BANGGSAONLINE.com – KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengaku sedih karena warga NU dan pengurus NU mulai lupa dengan faktor barokah. Mereka lebih mementingkan berhubungan dengan pejabat seperti bupati dan sebagainya.

“Ini orang NU mulai lupa dengan faktor barokah. Saya paling sedih ketika saya jadi muballigh, dijemput di lapangan terbang atau stasiun, ketua panitianya kadang-kadang, ketua cabangnya (NU) mengatakan kepada saya, alhamdulillah hubungan kita dengan pak bupati bagus sekali. Mulai kapan NU ingat bupati dan lupa kepada Allah,” kata Gus Dur dalam acara pembukaan Muktamar ke-30 Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri pada 21 Desember 1999. Pidato itu terekam dalam video. Kini video berdurasi pendek itu beredar luas.

Gus Dur mengaku hatinya menangis namun tetap menampilkan wajah ceria. “Tapi sebagai ketua NU saya berdiam diri saja, tertawa-tawa, tapi hati saya menangis,” kata Gus Dur.

Putra pahlawan nasional, KH Abdul Wahid Hasyim, itu minta warga dan pengurus NU melupakan itu semua.

“Lupakan itu semua, silakan membangun kembali bangsa ini dari bawah dengan keluguan, kelugasan dan kesederhanaan Nahdlatul Ulama. Hanyalah dengan cara demikian kita bisa tetap menyelamatkan bangsa kita yang terancam dalam segenap segi kehidupannya sekarang ini,” kata cucu pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari itu.