MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Satreskoba Polres Mojokerto Kota bersama BNNK, Dishub dan Dinkes setempat, menggelar pemeriksaan kesehatan dan tes urine terhadap sejumlah sopir bus di Terminal Kertajaya.
Selain itu, petugas gabungan tersebut mengecek kelayakan setiap armada, diantaranya ban, rem, kipas kaca, klakson, lampu utama dan lampu sein.
BACA JUGA:
- SMPN 5 Kota Mojokerto Deklarasikan Gerakan Tolak Perundungan 'Roots Day'
- Berlangsung Meriah, Pj Gubernur Jatim Berangkatkan Peserta SOMA Nite Run di Kota Mojokerto
- Lepas Peserta Soma Nite Run, Pj Gubernur Jatim Apresiasi Prestasi Kota Mojokerto
- Hari Bumi, Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Berakhir di TPA
Setelah tes urine, sopir, kondektur dan kernet menjalani pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinkes Kota Mojokerto.
Plh Kasatreskoba Polres Mojokerto Kota, Iptu Suparlan mengatakan, tes urine itu menyasar 43 orang, yang terdiri dari 20 sopir, 23 kernet dan kondektur.
Hasilnya, lanjutnya, 42 orang tersebut, dinyatakan negatif dari narkoba.
"Satu orang tidak dites urine karena usai mengonsumsi obat pilek. Kami tidak bisa melakukan tes urine karena akan berpengaruh pada hasilnya," terangnya kepada wartawan di lokasi, Kamis (4/4/2024).
Menurutnya, tes urine yang dilakukan kepada awak bus, guna menjamin keselamatan masyarakat yang mudik menggunakan bus. Sebab, sopir bus yang mengkonsumsi narkoba berisiko tinggi memicu kecelakaan lalu lintas.
"Saat orang konsumsi narkoba, otomatis kesadaran menurun sehingga membahayakan penumpang maupun pengendara lainnya," jelasnya.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Mojokerto drg Citra Mayangsari mengatakan, banyak sopir yang menderita darah tinggi. Berdasarkan data pemeriksaan Dinkes Kota Mojokerto, dari 34 orang yang diperiksa kesehatannya, 12 orang mempunyai tensi sistolik 150-160 mmHg.