MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Puluhan warga dari Dusun Dukuh, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, menggelar demo di balai desa setempat, Sabtu (28/1/2023). Mereka yang didampingi Paguyuban Srikandi Peduli Lingkungan Majapahit (PSPLM) menolak aktivitas pertambangan berupa galian c di wilayahnya dan meminta kepala desa bertindak tegas.
Ketua PSPLM, Suwarti, menyampaikan keluh kesah warga dan mengajukan beberapa tuntutan, yakni alat berat (bego atau ekskavator) harus keluar dari lokasi Galian C, masyarakat sudah tidak menghendaki adanya aktivitas pertambangan di dusunnya untuk selamanya, dan mereka tidak mau mengalami kekeringan seperti yang pernah dialami pada 2017 lalu.
BACA JUGA:
- Polisi di Mojokerto Tangkap 2 Jambret dari Surabaya
- Gerak Cepat Sidokkes Polres Mojokerto Tangani Bayi Terjatuh di GOR Seni Mojopahit
- Liburan Akhir Pekan, Destinasi Wisata Padusan dan Ubalan Pacet Mojokerto Bisa Jadi Pilihan
- Kepala Desa Ini Minta Maaf, Berkilah hanya Guyon soal Ancam Warga Hentikan Bansos
"Warga sudah tidak bisa toleransi dengan ulah para penambang yang sudah melampaui batas. Bibir persawahan sudah retak, dan tanaman padi banyak yang tertimbun tanah akibat dari aktivitas pertambangan," ujarnya di hadapan Kepala Desa Jatidukuh yang dijaga dan didampingi pihak keamanan dari TNI-Polri.
"Maka dari itu, kami atas nama PSPLM dan warga Dukuh meminta agar Kepala Desa Jatidukuh bertindak tegas, demi warga masyarakat Dusun Dukuh, Desa Jatidukuh menjadi aman, damai, tentram serta lingkungan desa yang asri, gemah ripah loh jinawi," tuturnya menambahkan.
Menanggapi tuntutan masyarakat, Zainal Arifin selaku kepala desa mengaku bahwa tidak bisa memenuhi semua permintaan warga. Ia juga mempersilakan warga yang mau melaporkan ke APH (aparat penegak hukum), lantaran hal tersebut merupakan hak mereka.
"Saya hanya bisa memfasilitasi antara penjual lahan dan pengelola galian c," ucapnya singkat. (ana/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News