SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Seorang pembimbing manasik haji hendaknya memiliki beberapa kompetensi agar dapat memberikan bimbingan secara profesional. Hal ini ditegaskan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Jawa Timur Husnul Maram saat membuka kegiatan sertifikasi manasik haji mandiri, Senin (28/2) malam. Kegiatan itu akan berlangsung selama 8 hari hingga 7 Maret mendatang di Novotel Hotel Surabaya.
"Setidaknya, terdapat 4 ranah kompetensi yang harus dimiliki pembimbing manasik haji, yakni kompetensi kognitif, leadership, sosial, dan komunikatif," ujarnya.
BACA JUGA:
- Pj Gubernur Jatim Bilang Begini saat Lantik 23 PPIH Embarkasi Surabaya
- Kanwil Kemenag Jatim Sayangkan Kasus Penganiayaan Santri di Kediri
- Pembinaan di Kemenag Lamongan, Kakanwil Husnul Maram Ajak ASN Amalkan Lima Budaya Kerja
- Peringati HAB ke-78, Baznas Bersama UPZ Kemenag Jatim Kembali Gelar Khitanan Massal
Ia menjelaskan kompetensi kognitif yakni bagaimana para pembimbing wajib memahami manasik haji dan segala rangkaiannya. Kemudian, kompetensi leadership atau kepemimpinan adalah kemampuan manajerial, salah satunya mengelola administrasi dan juga hal-hal teknis yang praktis. Hal itu menjadi sangat penting bagi semua calon pembimbing haji.
"Kompetensi ketiga, merupakan kompetensi sosial yang mencakup konsepsi teamwork yang solid. Bagaimana cara membangun solidaritas, membangun empati sosial antar individu, dan kelompok. Kemudian, membangun sinergi dengan pihak-pihak terkait baik di tanah air maupun saat di Arab Saudi," tutur Maram di depan 77 peserta sertifikasi dari unsur PPIU dan KBIHU Jawa Timur ini.
Adapun kompetensi komunikatif, ia berharap setidaknya calon pembimbing manasik haji wajib menguasai bahasa Indonesia, Inggris, maupun Arab.
"Nantinya (pembimbing) akan dibekali dengan materi percakapan bahasa Arab (pasaran/populer), percakapan bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia yang baik, sederhana, dan benar," terangnya.