>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A.. Kirim WA ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<
Pertanyaan:
BACA JUGA:
- Peletakan Batu Pertama Perpustakaan Khofifah, Prof Kiai Imam Ghazali Berharap seperti Al-Azhar Mesir
- Hati-Hati! Seorang Ayah Tak Bisa Jadi Wali Nikah jika Anak Gadisnya Hasil Zina, Lahir di Luar Nikah
- Pembubaran Pengajian di Surabaya, Prof Kiai Imam Ajak Bagi Tugas Dakwah, Syafiq Basalamah Wahabi?
- Bagaimana Hukum Mintakan Ampun Dosa dan Nyekar Makam Orang Tua Non-Muslim?
Assallammualaikum Wr.Wb. Sebelumnya perkenalkan Kiai, saya Kiptya dari Medan. Saya sedang merasa galau dan bersalah terus menerus.
Kisah bermula saat saya umur 7 tahun. Saya ingin adik saya hanya bermain dengan saya, namun adik saya tidak mau dan dia bermain dengan anak lain. Karena marah, dari mulut saya keluar kata-kata yang menghina keberdaan Allah dan tidak pantas diucapkan dan didengar. Adik saya langsung mengingatkan jangan bilang seperti itu, nanti Allah bisa marah.
Setelah kejadian itu, pada bulan-bulan berikutnya saya menjadi rajin belajar ngaji. Bahkan sekolah pun juga di madrasah. Sejak SMP pun saya sudah berhijab dan diingatkan sama Mamak saya, boleh berhijab, tapi salatnya gak boleh tinggal. Alhamdulilah sampai saat ini, saya masih bisa menuruti kata Mamak saya.
Namun, belakangan ini, setelah saya di asrama, saya kembali teringat terus kata-kata yang pernah saya ucapkan dan peringatan adik saya kalau Allah akan marah. Setiap ibadah salat, kata-kata hinaan dan peringatan adik saya berlintasan di pikiran.
Saya jadi takut. Sering nangis sendiri. Saya lawan dengan zikir dan memohon ampunan terus menerus. Saya merasa terus menerus ketakutan dan sangat malu sama Allah. Alhamdullilah meski berat, kadang saya bisa melawan kata-kata buruk dihati saya kiai.
Tolong bantu saya Kiai, apakah Allah akan menerima taubat saya? Terima kasih Kiai sebelumnya.
Waalaikumsalam. (Kiptya - Medan)