KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Hamam Wahyudi (40), warga Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, hanya bisa memandangi ketika sisa besi penyangga Jembatan Mrican dibongkar oleh para pekerja. Jembatan legendaris peninggalan Pemerintah Hindia-Belanda itu memang akan dibongkar total dan dibangun jembatan baru yang lebih besar.
"Informasi di tempat ini akan dibangun jembatan baru. Bahkan jalan menuju jembatan ini juga akan dilebarkan," kata Hamam, Jumat (28/5).
BACA JUGA:
- Bupati Kediri Beri Bekal Sambal Pecel dan Minta Jemaah Haji Saling Jaga di Tanah Suci
- Silaturahim dengan Gus War dan Gus Da Ploso Kediri, Kiai Asep Disebut Kiai Sing Sugih
- Situs Ndalem Pojok Kediri Gelar Tasyakuran Hari Kebangkitan Nasional
- Kios Bunga Mbak Yah Pernah Kirim Bunga ke Pontianak dan Lombok
Seperti diketahui, jembatan yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1898 tersebut memiliki panjang sekitar 150 meter dan lebar 3 meter. Pada awalnya, jembatan yang berada di kawasan PG Mrican tersebut digunakan untuk kepentingan pabrik sebagai jalan lori pengangkut tebu yang akan digiling di PG Mrican.
Pada tahun 2017 lalu, Jembatan Mrican ini ambruk dan putus disebabkan meluapnya arus Sungai Brantas. Tentunya juga karena usia jembatan sudah tua. Akibat ambruknya Jembatan Mrican ini, jalur antara Desa Jabon Kecamatan Banyakan dengan Desa Jongbiru Kecamatan Gampengrejo, menjadi terputus.
Nuraikan, Kepala Desa Jongbiru kepada wartawan menjelaskan, robohnya Jembatan Mrican sangat berdampak terhadap warga, khususnya warga Desa Jongbiru. Menurutnya, sampai sekarang tahapan pembangunan jembatan baru belum bisa diketahui, karena masih proses pembebasan tanah warga untuk pelebaran jalan.
"Masyarakat Desa Jongbiru yang dijanjikan dapat ganti rugi atas lahan yang terkena pembangunan Jembatan Mrican ini baru terwujud 50 persen dari total sekitar 200 Kepala Keluarga," kata Nuraikan, Kamis (27/5).