Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
58. Warabbuka alghafuuru dzuu alrrahmati law yu-aakhidzuhum bimaa kasabuu la’ajjala lahumu al’adzaaba bal lahum maw’idun lan yajiduu min duunihi maw-ilaan
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Dan Tuhanmu Maha Pengampun, memiliki kasih sayang. Jika Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan siksa bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu (untuk mendapat siksa) yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari-Nya.
59. Watilka alquraa ahlaknaahum lammaa zhalamuu waja’alnaa limahlikihim maw’idaan
Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.
TAFSIR AKTUAL
Sungguh maha mulia Tuhan Allah SWT ini. Begitu panjang lebar membahas keburukan, kedurhakaan orang-orang kafir kepada-Nya, kepada Rasul-Nya, kepada kitab suci-Nya, kini menyatakan diri sebagai Tuhan yang maha al-Ghafur dan Dzu al-Rahmah. “wa Rabbuk al-ghafur dzu al-rahmah”.
Tidak hanya itu, Dia juga mengikrarkan diri tidak akan mensegerakan adzab di dunia ini kepada mereka yang berbuat durhaka. “Law yu’akhidzuhum bima kasabu la’ajjal lahum al-‘adzab”.
Sejatinya penangguhan ini adalah bentuk kasih sayang Tuhan. Tapi semuanya tergantung pada sikap mereka. Kalau mau sadar dan segera bertobat, maka bagus, diampuni dan dirahmati. Kalau tidak, maka siksa diakumulasikan di akhirat nanti. Tambah sengsara.
Potongan ayat ini “Wa Rabbuk al-Ghafur Dzu al-Rahmah”, yang menunjuk sifat Tuhan Maha Pengampun dan Perahmah sebagai dalil bahwa Tuhan tidak pernah tersinggung, meski dijahati, diingkari oleh hamba-Nya. Juga tidak pernah dendam meski dimusuhi dan dihina. Karena sifat melekat pada Dirinya adalah memberi, titik. Memberi ampunan dan memberi rahmah.
BACA JUGA: Tafsir Al-Kahfi 47-49: Berbaris Telanjang di Depan Tuhan