SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - NU dan MUI angkat bicara terkait wacana wisata karaoke yang dicanangkan Pemkab Situbondo di eks lokalisasi Gunung Sampan. Kedua organisasi keagamaan yang menaungi para kiai atau ulama itu berbeda pendapat tentang wisata tersebut.
NU mendukung dengan catatan, sedangkan MUI menolak secara tegas. Ketua DP MUI Situbondo, Habib Muhammad Abubakar Al Muhdar, menolak secara tegas keberatan menghidupkan wisata karaoke di sana.
BACA JUGA:
- Dapat Restu, Gus Sirojuddin Siap Maju Calon Ketua GP Ansor Kabupaten Pasuruan 2024-2029
- Ikhtiar Wujudkan Generasi Emas 2045, Khofifah Kukuhkan Bunda Asuh Peduli Stunting Kepri
- Diduga Terjerat Kasus Penipuan Jual Beli Tanah, Oknum ASN di Situbondo Ditangkap
- Khofifah Kukuhkan Bunda Asuh Peduli Stunting di NTT: Komitmen Muslimat NU untuk Indonesia Emas 2045
"Pandangan kami dua-duanya sama-sama negatif, kalau keduanya ada, akan tambah semarak, tambah berat mencegah kemungkaran. Kami menilai dua hal itu suatu kemungkaran," ujarnya kepada wartawan, Rabu (24/4/2024).
Ia mengatakan, pihaknya tidak pernah diajak bicara tentang keberadaan wisata karaoke itu.
"Kami, MUI belum pernah diajak urun rembuk tentang rencana itu," tuturnya.
Menurut dia, keberadaan wisata karaoke bukan solusi, justru bisa membuat prostitusi lebih semarak.
"Kalau kita lihat antara lokalisasi dan karaoke, itu kesannya sama-sama sebutan yang kurang elok, banyak negatifnya, jadi kalau lokalisasi dirubah menjadi wisata karaoke itu tidak menjamin menghilangkan atau tidak ada sama sekali praktek prostitusi di lokalisasi tersebut, kami memandangnya bisa tambah semarak," paparnya.
Ia menuturkan, MUI akan melakukan koordinasi internal untuk ikut berperan menyelesaikan masalah ini.
"Kami perlu berkoordinasi dengan intern untuk langkah menyelesaikan masalah ini, dan juga akan berkoordinasi dengan dinas-dinas," pungkasnya.