KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pada tahun 1970-an, petilasan atau pamuksan Raja Kediri, Sri Aji Joyoboyo, di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur banyak didatangi orang untuk ngalap berkah atau semedi. Orang-orang yang melakukan "lelaku" tersebut, biasanya tidak makan nasi.
Sunarsih, yang rumahnya sekitar 100 meter di sebelah barat petilasan atau Pamuksan Sri Aji Joyoboyo, melihat peluang emas tersebut.
BACA JUGA:
- Pj Wali Kota Kediri Nikmati Event BrantasTic Bersama Masyarakat
- Ada Resto Tersembunyi di Lereng Gunung Wilis Kediri, Ternyata Milik Orang Jerman
- Meriahkan Hari Jadi ke-1220 Kabupaten Kediri, PPBI Gelar Pameran dan Kontes Bonsai Nasional
- Dua Napi Terorisme di Kediri Sujud Syukur Usai Dinyatakan Bebas Bersyarat
Ia membuka warung pecel tanpa nasi yang terkenal dengan nama Warung Pecel Bek Kasih. Warung Pecel Bek Kasih ini cukup terkenal sejak tahun 70-an hingga sekarang.
Konon, menurut cerita, pecel tanpa nasi ini dulunya memang untuk melayani peziarah di petilasan atau pamuksan Sri Aji Joyoboyo yang “ngrowot” atau boleh makan apa saja, selain nasi. Sehingga Warung Pecel Bek Kasih tersebut sampai sekarang terkenal dengan pecel kerupuk saja.
Pecel ini terdiri dari paduan sayuran seperti kenikir, bunga turi, bayam, kacang panjang, kecambah, dan diguyur sambal pecel di atasnya. Kemudian disediakan krupuk dibungkus plastik. Soal rasa, jangan ditanya, pasti lezat ketika sudah menyentuh lidah.
Andi Wahyudi, anak ke-4 Sunarsih, kini yang meneruskan usaha mendiang Ibunya itu. Sunarsih sendiri sudah meninggal dunia pada bulan Oktober 2023 lalu. Andi sudah menggantikan Ibunya untuk berjualan sejak beberapa tahun lalu, semenjak sang ibu sakit.