SERI BEGAWAN, BANGSAONLINE.com - Negara Brunei memang menarik. Negeri yang terletak di kepulauan Kalimantan berpaham Madzhab Imam Syafi'i itu bukan hanya makmur tapi tentram. Berikut laporan lanjutan M Mas'ud Adnan, wartawan BANGSAONLINE dari Brunei yang mengikuti muhibbah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA.
Berbagai fasilitas yang diberikan Kesultanan Brunei Darussalam terhadap rakyatnya memang luar biasa. Selain gaji cukup juga banyak kemudahan yang diberikan oleh Raja Hassanal Bolkiah pada rakyatnya. Para mahasiswa, misalnya, selain bebas SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) atau UKT (Uang Kuliah Tunggal) juga masih dapat uang saku sebesar Rp 3 juta hingga 4 juta tiap bulan.
BACA JUGA:
- Sowan Kiai Asep, Ketua PKS Jatim Sempat Bahas Pilkada Jatim dan Mojokerto
- Kenapa Khofifah Pilih Gandeng Emil dalam Pilgub 2024? Ini Bocoran dari Kiai Asep
- Sekolah Islam Integrasi Hira Malaysia Kunjungi Amanatul Ummah, Kiai Asep Doakan dengan Khusu'
- Keren! Nama Kiai Pendiri NU Diusulkan Jadi Nama Bandara Internasional Jawa Barat
"Tiap bulan mahassiswa dapat uang Rp 3 juta hingga Rp 4 juta," tutur Ustadz Makmur Halimi Zain, pemgurus PCINU Brunei kepada HARIAN BANGSA.
Ustadz Makmur adalah alumnus Madrasatul Quran Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Ia sudah 23 tahun lebih tinggal di Brunei bersama keluarganya. "Saya mengajar ngaji rumah tangga," ungkapnya ketika HARIAN BANGSA menanyakan pekerjaannya di Brunei. Ya semacam mengajar ngaji private.
Menurut dia, banyak warga Indonesia yang tinggal di Brunei. Tapi statusnya bukan warga negara.
Kesultanan Brunei Darussalam juga memberikan fasilitas dan kemudahan biaya kepada mahasiswa dari luar Brunei, terutama untuk mahasiswa Pascasarjana. HARIAN BANGSA sempat bertemu beberapa mahasiswa asal Indonesia yang lagi kuliah di Brunei. Diantaranya Fatahillah asl Aceh. "Kalau mahasiswa asing tak dapat uang," kata Fatahillah. Tapi Kesultanan Brunei memberikan dua pilihan. Yaitu bayar SPP/UKT atau mengajar di S1 dengan rewadr bebas biaya pendidikan. "Kalau bayar penuh mahal. Sekitar Rp 100 juta kalau kita krus uang rupiah," kata Fatahillah.