KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sejumlah perwakilan pedagang kaki lima (PKL) dari Simpang Lima Gumul (SLG) melakukan audiensi di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Rabu (13/10). Mereka mengadukan nasib mereka yang belum diperbolehkan berjualan di area tersebut.
Diketahui, Pemkab Kediri menutup SLG selama masa pandemi mulai Maret 2020 hingga saat ini. Penutupan SLG ini sangat dirasakan oleh pedagang yang tidak bisa mencari nafkah.
BACA JUGA:
- Reuni Purnaaktivis, Mbak Cicha Sebut Momen Berbagi Pengalaman Bangun Gerakan Pramuka Kediri
- Program DITO Mulai Tunjukkan Hasil, Produktivitas Padi di Kabupaten Kediri Naik
- Pemkab Kediri Targetkan Pembangunan Pasar Ngadiluwih Dimulai Awal 2025
- Tingkatkan Pengolahan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST
Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kabupaten Kediri, Mamik Amiyati, mengatakan bahwa pihaknya masih akan mengkaji kembali pembukaan SLG. Dengan pertimbangan, SLG memiliki akses banyak pintu dan banyak orang yang berdagang.
"Sedangkan orang-orang yang masuk apakah sudah vaksin atau belum, tidak bisa dilakukan pengecekan. Sehingga, Pemerintah Kabupaten Kediri harus melakukan penataan terlebih dahulu," ujarnya, Rabu (13/10).
Mamik mengungkapkan, pedagang di Simpang Lima Gumul berjumlah sekitar 500 pedagang. Sehingga perlu penataan yang matang, agar tidak terjadi kerumunan.
Selain ditemui oleh Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kabupaten Kediri, para PKL juga bertemu dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri, Adi Suwignyo, pihak Polres Kediri, dan Satpol PP Kabupaten Kediri.
Berdasarkan informasi yang diterima BANGSAONLINE.com, akan ada demo dari para pedagang SLG yang meminta agar kawasan tersebut dibuka kembali, Kamis (14/10). Namun, mereka sepakat untuk tidak melakukan aksi setelah audiensi mereka diterima Pemkab Kediri. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News