SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak, menegaskan bahwa pihaknya mendukung proyek strategis nasional untuk mereaktivasi jalur kereta api di Madura.
Ia menyebut, Gubernur Khofifah telah bersurat pada Menteri Perhubungan agar mendorong percepatan reaktivasi sejumlah jalur kereta api di Jawa Timur, termasuk di antaranya adalah reaktivasi jalur kereta api di Madura.
BACA JUGA:
- Warisan Dokumenter P3GI Masuk MOWCAP UNESCO, Pj Gubernur Adhy: Dedikasi Jatim Bagi Bangsa Indonesia
- Pemprov Jatim Mulai Benahi 331 Fasilitas Umum Terdampak Gempa di Pulau Bawean
- Pj Gubernur Jatim Saksikan Penandatanganan Shareholder Agreement di Mataram
- Hari Palang Merah Internasional 2024, Khofifah Ajak Rutin Donor Darah
“Ibu gubernur telah bersurat ke Kementerian Perhubungan untuk mendorong percepatan program reaktivasi dan peningkatan jalur kereta api di wilayah Jawa Timur, termasuk di antaranya reaktivasi kereta api di Madura,” ujarnya dalam FGD Reaktivasi Kereta Api Madura, Selasa (21/3/2023).
Emil menjelaskan, surat yang dikirimkan tersebut tertanggal 9 Februari 2023. Menurut dia, reaktivasi jalur kereta api Madura telah masuk dalam 7 besar prioritas reaktivasi jalur mati Jatim, berdasar pada Kajian Direktorat Perkeretaapian Kementerian Perhubungan di tahun 2022.
“Jalur reaktivasi kereta api Madura dengan rute Kamal-Bangkalan-Sampang-Pamekasan-Sumenep ini masuk dalam prioritas ke tujuh kajian tersebut. Maka bersama sama kita dorong menjadi number one priority,” paparnya.
Tidak hanya itu, wagub juga menegaskan bahwa reaktivasi jalur kereta api di Madura ini telah tertuang dalam daftar proyek strategis nasional di Peraturan Presiden (Perpres) nomor 80 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
Ia mengakui, untuk me-reaktivasi jalur kereta Madura dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan berdasarkan kajian Kemenhub, nilai investasi yang dibutuhkan mencapai Rp3,375 triliun, yang diharapkan PT KAI bisa mendanai proyek tersebut. Namun, kata Emil, dilihat dari nilainya yang besar, kemungkinan akan kesuitan jika reaktivasi tersebut hanya menhandalkan PT KAI.